Perkenalkan Saya seorang guru yang menangani anak berkebutuhan khusus tepatnya anak tunagrahita. Saya mengajar di SLB Siswa Budhi Surabaya. Saya dituntut untuk dapat mengembangkan potensi peserta didik dengan keterbatasan dan hambatan yang dimilikinya. Perkembangan kognitif tunagrahita terhambat karena mengalami hambatan mental.
Menurut Somantri (2005:103) tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Anak tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan inteligensi, sosial dan fungsi-fungsi mental lainnya sehingga mereka memerlukan pendidikan dan layanan khusus agar potensi yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Keterbatasan yang dimiliki anak tunagrahita tersebut membuat mereka mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran dan berakibat pada hasil belajar yang cenderung rendah, seperti pada bidang studi matematika dalam penjumlahan. Hal tersebut menjadi kendala bagi siswa tunagrahita dalam memahami konsep matematika.
Dalam pembelajaran matematika yang abstrak, siswa tunagrahita memerlukan alat bantu berupa alat peraga pembelajaran yang dapat memperjelas apa yang disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami dan dimengerti oleh siswa tunagrahita. Berdasarkan hasil observasi masih ada beberapa guru menggunakan media pembelajaran yang kurang variatif sehingga kurang menarik siswa tunagrahita untuk belajar. Metode maupun model pembelajaran yang digunakan masih cenderung pasif dan kurang melibatkan siswa dalam proses belajar. Guru hanya memberikan materi dengan ceramah kemudian memberikan tugas kepada siswa sehingga siswa tunagrahita akan cepat bosan dan mengalami kesulitan untuk memahami konsep matematika yang diajarkan seperti dalam hal penjumlahan. Masih banyak guru yang belum mampu menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita serta mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa tunagrahita tertarik untuk belajar. Untuk mengatasi masalah tersebut, saya mencoba membuat satu alat peraga yang dapat diterapkan pada anak tunagrahita.
Menurut Sudjana [2009] - Pengertian Alat Peraga Pendidikan adalah alat yang dapat diserap oleh mata & telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif & efisien, maka alat peraga sangat berperan dalam pembelajaran matematika. Alat Peraga Pendidikan sebagai instrumen audio dan visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih menarik & mendorong minat siswa dalam mendalami suatu materi. (Faisal, 2010). Selanjutnya analisis materi dapat dilakukan untuk mengetahui tahap penanaman konsep, pemahaman konsep atau tahap pembinaan keterampilan.
SI PITUNG alat peraga pipa hitung ini muncul dari konsep bahwa siswa akan mudah menemukan dan memahami konsep/ teori/ cara kerja mencari hasil penjumlahan menggunakan benda konkrit dengan cara yang menyenangkan. Untuk itu dengan SI PITUNG ini diharapkan dapat mempermudah pemahaman matematika dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, serta menumbuhkan citra metematika sebagai mata pelajaran yang menyenangkan.
Dalam pelaksanaannya, SI PITUNG alat peraga pipa hitung menggunakan pipa dan kelereng sebagai alat peraga yang diharapkan dapat mempermudah dan menarik minat siswa tunagrahita ringan untuk belajar penjumlahan matematika yang bersifat abstrak, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih baik.
Belajar Tanpa Batas
Terima Kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar